KOSMETIK OPLOSAN?


   Salah satu risiko bila Anda menggunakan kosmetik oplosan ialah terjadinya iritasi dan alergi. Berdasarkan keterangan dari dr. Dyan, reaksi ketidakcocokan terhadap kosmetik oplosan bisa beragam. Bisa berupa sensasi rasa terbakar, kemerahan, gatal, dan bruntusan (jerawat kecil-kecil yang tidak sedikit dan tersebar). Lalu, bagaimana dengan risiko kanker kulit?
Sebelumnya, Anda butuh tahu dulu dua bahan yang tidak jarang ditambahkan secara tidak bertanggung jawab oleh produsen badung ke dalam kosmetik oplosan. Mereka ialah steroid dan paraben. Sedangkan merkuri dalam produk kosmetik oplosan dipakai untuk memutihkan kulit konsumen secara instan.
Dilansir Medical Daily, riset yang dilaksanakan pada tikus betina mengindikasikan bahwa merkuri bisa memengaruhi ginjal, hati, dan benak tikus. Laporan lain melafalkan bahwa merkuri dapat mengakibatkan gangguan kognitif, kehancuran ginjal, sakit kepala, depresi, dan keluhan lainnya.
Lalu, bagaimana dengan paraben? Zat yang sering ditemukan dalam tabir surya ini dipakai untuk mengawetkan kosmetik. Ia dapat menangkal pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi pada produk kosmetik. “Pada ibu hamil, paraben tersebut usahakan dihindari karena dapat berefek buruk pada janin,” ucap dr. Dyan.
Ditambahkan oleh dr. Atika dari KlikDokter, sampai saat ini belum terdapat kandungan dalam kosmetik yang terbukti mengakibatkan kanker kulit. “Kekhawatiran yang lebih banyak dari pemakaian kosmetik oplosan ialah iritasi kulit.”
Memang betul bahwa kosmetik oplosan dapat menimbulkan iritasi dan alergi kulit, khususnya pada orang yang mempunyai kulit sensitif. Namun tidak sampai merangsang kanker kulit. Satu-satunya teknik terbaik guna menghindari efek negatif dari kosmetik oplosan ialah dengan meyakinkan kosmetik yang kita beli telah terstandar oleh BPOM. Intinya, tidak boleh langsung tergoda bila ada produk kosmetik baru, meski tersebut diiklankan oleh selebritas.

Komentar

Postingan Populer